(0380) 881580

info@undana.ac.id

Jl. Adisucipto, Penfui

Kupang, NTT 85001

07:30 - 16:00

Senin s.d Jumat

FKM UNDANA BERBAGI, PENCEGAHAN STUNTING DENGAN PENDEKATAN FAMILY EMPOWERMENT

FKM UNDANA kembali melakukan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat dengan mengusung tema “Pencegahan Stunting Dengan Pendekatan Family Empowerment” di Posyandu Anugerah RT.021/RW.005 Kelurahan Oebobo.

Kegiatan ini dihadiri oleh Ibu Kader dan orangtua balita. Pada kegiatan ini dilaksanakan pelatihan Akibat Stunting dan Pencegahannya oleh Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana, Prof. Dr. Apris A. Adu, S.Pt., M.Kes selaku ketua pelaksana kegiatan ini bersama tim FKM Undana.

Prof. Dr. Apris A. Adu, S.Pt., M.Kes menjelaskan proses terjadinya stunting sangat kronis. Pada 1000 hari pertama kehidupan harus dijaga asupan gizi maupun faktor lain yang mempengaruhi stunting. 100 hari pertama kehidupan adalah dimulai dari pembuahan/hamil sampai dengan usia 2 tahun balita. di saat itulah stunting harus dicegah dengan pemenuhan nutrisi dan lain-lain. Pola hidup sehat terutama kualitas gizi dalam makanan perlu diperhatikan. Anak usia dibawah 2 tahun selain harus mendapat ASI eksklusif, perlu diberikan makanan tambahan sebagai pendamping ASI yang mengandung protein hewani seperti ikan, daging dan telur untuk mencegah stunting.

Lebih lanjut, Prof. Apris juga sampaikan, berdasarkan Susenas 2022 konsumsi protein per kapita sudah berada di atas standar kecukupan protein nasional yaitu 62,21 gram namun masih cukup rendah untuk protein hewani yaitu kelompok ikan/udang/cumi/kerang 9,58 gram, daging 4,79 gram, telur dan susu 3,37 gram.

Prof. Apris menyampaikan, upaya penurunan stunting dilakukan melalui 2 bentuk intervensi yaitu, intervensi spesifik dan intervensi sensitif. intervensi spesifik merupakan kegiatan yang langsung mengatasi penyebab terjadinya stunting dan umumnya diberikan oleh sektor kesehatan seperti asupan makanan, pencegahan infeksi, status gizi ibu, penyakit menular dan kesehatan lingkungan. Sementara itu, intervensi sensitif merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penyebab tidak langsung stunting yang umumnya berada di luar kewenangan Kementerian Kesehatan. Dalam penanggulangan permasalahan gizi, Intervensi sensitif memiliki kobtribusi sebesar 70% sementara intervensi spesifik menyumbang sekitar 30%. Selain dua hal tersebut, diperlukan juga faktor pendukung yang memungkinkan terjadinya penurunan stunting seperti keterlibatan pemerintah dan lintas sektor serta kapasitas untuk melaksanakan intervensi yang ada melalui penguatan posyandu dan pemberdayaan keluarga. Keluarga sebagai support system pertama dalam upaya penanganan dan pencegahan stunting.

Pengetahuan tentang gizi yang baik sangat diharapkan dapat mencegah stunting mulai dari dalam keluarga sendiri. setiap anggota keluarga sekiranya bisa aktif mencari informasi tentang kesehatan melalui media sosial dan media massa juga lewat fasilitas kesehatan terdekat,

Prof. Apris berharap bahwa selain ilmu dan informasi kesehatan yang telah diberikan, bantuan berupa telur juga dapat dimanfaatkan dengan baik oleh keluarga khususnya untuk balita agar anak-anak dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik serta dapat sedikit berkontribusi positif dalam mencapai target penurunan angka stunting Indonesia di tahun 2024. Tidak hanya memberikan protein hewani pada anak, berat dan tinggi badan anak juga harus dipantau secara berkala di posyandu. Hal ini penting untuk melihat keberhasilan intervensi sekaligus upaya deteksi dini masalah kesehatan gizi sehingga tidak terlambat ditangani.

Untuk diketahui bahwa kegiatan Pengabdian Pada masyarakat oleh FKM Undana selain dilakukan penyuluhan juga dilakukan Pelayanan Kasih berupa pembagian makanan tambahan, tas sekolah dan botol minum bagi balita dan anak sekolah bagi anak berusia Sekolah Dasar.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *